Tugas Tourism Anthropology and Philosophy yang dipersembahkan oleh:
Dhiya Aqilah Kejora (184384)
Sekolah Tinggi Pariwisata Ambarrukmo
.
.
Sultan Agung sudah mempersiapkan makam tersebut sebelum dirinya wafat. Di kerajaan Mataram Islam, tersebutlah raja bernama Sultan Agung Hanyokrokusumo atau lebih dikenal dengan nama Sultan Agung. Ia merupakan raja ke-3 Krajaan Mataram islam yang terkenal arif dan bijaksana. Di bawah kepemimpinannya, rakyat Mataram senantiasa hidup aman, tenteram, dan makmur. Itulah sebabnya, ia sangat dicintai dan dihormati rakyatnya. Selain kharismatik, Sultan Agung memiliki kesaktian yang tinggi.
.
Konon, ia mampu ke Mekah secara gaib untuk Sholat Jumat di sana. Karena seringnya ke Mekah, Sultan Agung kenal baik dengan beberapa ulama di sana, baik ulama Arab maupun ulama dari Indonesia yang sedang berada di Mekah. Dari perkenalan itu, mereka pun kemudian menjalin persahabatan dan Sultan Agung sering diajak oleh para sahabatnya untuk berkeliling kota Mekah dan sekitarnya. Suatu waktu, ketika sedang berjalan-jalan bersama seorang ulama, Sultan Agung sampai pada suatu tempat yang tanahnya berbau harum. Ia amat tertarik pada tempat itu. Maka, timbullah keinginannya apabila suatu saat meninggal, jasadnya agar dimakamkan di tempat itu. Niat itu kemudian ia sampaikan kepada sahabatnya, namun ulama itu melarangnya dengan alasan rakyat Mataram akan kesulitan apabila untuk mengunjungi makam Sultan.
.
Nasehat ulama itu memang masuk akal, namun Sultan Agung tetap bersikeras ingin dimakamkan di tempat tersebut. Melihat sikap Raja Mataram itu, sang ulama pun mengambil segenggam tanah yang harum itu untuk dibawa ke Mataram. Ulama itu berpesan agar melemparkan tanah ini ke selatan. Niscaya tempat jatuhnya tanah itu juga akan menjadi harum dan di tempat itulah Sultan akan dimakamkan. Sultan Agung pun menerima tanah itu dengan senang hati. Sekembalinya dari Mekah, ia mengambil separuh tanah itu lalu dilemparkan ke selatan. Tanah itu jatuh di Bukit Giriloyo, di daerah Bantul. Sultan Agung kemudian memerintahkan abdi dalem untuk membuat makam yang dipersiapkan untuk dirinya. Sultan Agung mengerahkan abdi dalem istana untuk membangun makam tersebut. Rupanya, pembangunan makam itu bukan sekedar menggali lubang, melainkan sebuah kompleks. Itulah sebabnya, pembangunan makam tersebut melibatkan ribuan orang.
Sebagaimana namanya, kompleks makam Imogiri memang diperuntukkan sebagai tempat peristirahatan terakhir bagi raja-raja Mataram Islam dan raja-raja turunannya, hingga terbelahnya Dinasti Mataram menjadi dua kerajaan yang masih eksis hingga saat ini, yakni Kasunanan Surakarta dan Kesultanan Yogyakarta.
.
.
Untuk beberapa hal, saya tidak bisa memasuki area pemakaman para sultan dikarenakan area pemakaman para sultan hanya bisa dibuka untuk umum pada hari jumat, minggu, dan senin. Dan untuk memasuki area pemakaman wanita harus dalam keadaan suci.
.
.
Maaf jika ada kekurangan informasi, karena beberapa juru kunci/abdi dalam makam Raja Raja pada saat di wawancarai tidak memperbolehkan untuk di dokumentasi.
Terimakasih☺️
Song: Banda Neira -Sampai Jadi Debu
Ещё видео!