KOMPAS.TV - Garuda Indonesia adalah satu-satunya maskapai berpelat merah yang melayani penerbangan komersial. Namun, tahukah kamu sejarah Garuda Indonesia?
Awalnya, Garuda Indonesia bernama Indonesian Airways yang merupakan inisiatif dari Angkatan Udara Republik Indonesia (AURI).
Adanya perjanjian Konferensi Meja Bundar (KMB) pada Desember 1949 memaksa Belanda untuk menyerahkan seluruh kekayaan Pemerintah Hindia Belanda kepada Pemerintahan Republik Indonesia Serikat (RIS) saat itu, termasuk maskapai KLM (Koininklijke Luchtvaart Maatschppij-Inter-Insulair Bedrijf)-IIB.
Semua awak dan pesawat yang disewakan kembali ke Indonesia pada 1950, dan langsung dikembalikan pada AURI.
Pada 21 Desember 1949, Pemerintah Indonesia dan KLM mengadakan perundingan untuk mendirikan maskapai nasional. Presiden Soekarno pun memilih dan memutuskan maskapai nasional ini untuk dinamai dengan Garuda Indonesian Airways (GIA). Direktur Utama GIA yang pertama adalah Dr. E. Konijnenburg.
Sehari setelah pengakuan kedaulatan Republik Indonesia oleh Belanda (27/12/1949), GIA terbang untuk pertama kalinya dari Bandar Udara Kemayoran, Jakarta menuju Yogyakarta guna menjemput Soekarno, dan langsung kembali ke Jakarta sekaligus menandai perpindahan kembali ibukota dari Yogyakarta ke Jakarta.
Tahun 1950, Garuda Indonesia resmi jadi perusahaan yang dimiliki negara dan mengoperasikan 38 buah armada terbang.
Pada 1956 untuk pertama kalinya GIA berhasil membawa penumpang jemaah haji ke tanah suci Mekah, dan mulai membuka rute-rute penerbangan ke Eropa dengan Amsterdam sebagai tujuan terakhirnya.
Hingga saat ini, beragam penghargaan berhasil disabet Garuda Indonesia dari Skytrax, lembaga pemeringkat penerbangan independen yang berbasis di London, di antaranya "The Worlds Best Cabin Crew" (2014-2017), "The World's Most Loved Airline 2016", dan "The Worlds Best Economy Class 2013".(*)
Grafis: Joshua Victor
Ещё видео!