Judul:
Hasil observasi Flakes/Serpih di Museum Sangiran
Klasifikasi umum:
Museum Sangiran adalah museum yang menyimpan banyak peninggalan dan fosil-fosil dari zaman purba, luas museum ini seluas 59,21km² yang meliputi beberapa desa, Sangiran berlokasi di Kecamatan Kalijambe, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah. Museum Sangiran buka setiap hari Selasa-Minggu, menurut penjelasan dari petugas tourguide hari Senin libur karena digunakan untuk mengecek dan merawat kondisi dari barang-barang yang diperlihatkan/dipamerkan, harga tiket masuknya yaitu Rp. 15.000 - Rp. 20.000
Deskripsi: tentang fleks atau serpih
Proses Pembuatan:
• Pembenturan (Percussion): Serpih dihasilkan melalui pembenturan batu inti dengan batu pemukul atau alat keras lainnya. Proses ini memecahkan batu inti menjadi kepingan-kepingan kecil yang tajam.
• Teknik Retouching: Setelah serpih terbentuk, ujung-ujungnya bisa dirapikan atau ditajamkan dengan teknik retouching untuk membuatnya lebih fungsional.
Bahan:
• Serpih biasanya dibuat dari bahan- bahan seperti batu rijang, kalsedon, dan obsidian karena sifatnya yang keras dan mudah dibentuk.
Ukuran:
• Ukuran serpih bervariasi, biasanya antara 2 hingga 5 cm, namun bisa lebih besar atau lebih kecil tergantung pada kebutuhan dan teknik pembuatannya.
Signifikansi Arkeologis:
• Serpih adalah bukti penting dari keterampilan dan teknologi manusia purba. Penemuan serpih di situs arkeologi membantu para peneliti memahami pola hidup, teknologi, dan budaya manusia pada masa itu.
Distribusi:
Serpih ditemukan di berbagai situs arkeologi di seluruh dunia, termasuk di Sangiran, Indonesia. Situs Sangiran terkenal dengan penemuan berbagai alat batu yang digunakan oleh Homo erectus.
Deskripsi manfaat:
1. Digunakan sebagai pisau (memotong daging dan tumbuhan)
2. Bisa juga untuk alat bertahan hidup
3. Untuk berburu
*Kesimpulan:*
Museum Sangiran adalah situs bersejarah yang sangat penting, menyimpan banyak peninggalan dari zaman purba, termasuk alat serpih yang menunjukkan keterampilan dan teknologi manusia purba. Proses pembuatan serpih melibatkan teknik pembenturan dan retouching untuk menghasilkan alat yang tajam dan fungsional. Serpih dibuat dari bahan keras seperti batu rijang dan obsidian, dengan ukuran bervariasi sesuai kebutuhan.
Penemuan serpih di Sangiran memberikan wawasan mendalam tentang pola hidup, teknologi, dan budaya manusia purba. Alat-alat ini digunakan untuk berbagai keperluan seperti memotong daging dan tumbuhan, bertahan hidup, dan berburu, membuktikan adaptasi manusia purba terhadap lingkungan mereka.
Dengan mengunjungi Museum Sangiran, kita dapat lebih memahami evolusi manusia dan perkembangan budaya dari masa lalu hingga masa kini. Museum ini tidak hanya menyimpan artefak bersejarah, tetapi juga memperkaya pengetahuan kita tentang sejarah panjang manusia.
Ещё видео!