#sejarah #sejarahindonesia #penjajahan #belanda #voc #mataram #sultan
text :
Pada awal abad ke-17, Kesultanan Mataram Islam di bawah kekuasaan Sultan Agung menjelma menjadi salah satu kekuatan utama di tanah jawa. Pada tahun 1524 dan 1525 berturut-turut dua kekuatan besar di Jawa Timur berhasil ditaklukan yaitu Madura dan Surabaya. Selain itu Sultan Agung juga telah menaklukan banyak daerah pesisir yang membentang hingga ke arah jawa bagian barat yaitu Cirebon. Dengan kekuasaan yang dimilikinya, Sultan Agung menjadikan Mataram Islam sebagai negeri yang adidaya dalam hal agraris dan memiliki potensi besar dalam bidang maritim.
Sultan Agung tidak memiliki alasan untuk tidak segera menyerang VOC di Batavia. Selain karena bangsa asing yang memiliki banyak perbedaan dengan Mataram, khususnya perbedaan agama, VOC juga berusaha memonopoli perdagangan di Jawa. Kegiatan yang tentu saja tidak bisa dibiarkan oleh Mataram Islam karena akan merugikan mereka. Cepat atau lambat VOC akan menjadi batu ganjalan bagi Mataram, sehingga Sultan Agung mau tidak mau harus mengerahkan pasukannya menyerang Batavia. Sebuah keputusan yang kelak menjadi awal dari takluknya Mataram Islam terhadap dominasi VOC.
Di ujung barat pulau Jawa sebenarnya ada kesultanan Islam yang memiliki kekuatan cukup besar yaitu Banten. Andaikata pada masa itu Mataram Islam menjalin kerjasama dengan Banten untuk bersama-sama menyerang VOC di Batavia, mungkin sejarah akan berbeda. Sayangnya Sultan Agung tidak memilih opsi untuk bersekutu dengan Banten. Batavia malahan sebenarnya dijadikan sebagai batu loncatan oleh Sultan Agung sebelum bersiap menyerang Banten. Dengan dikuasainya Batavia, maka akan lebih mudah menyiapkan akomodasi untuk menyerang Banten.
Pada tahun 1628 Mataram mengirimkan pasukannya untuk berperang melawan VOC di Batavia. Dalam perang ini pasukan Mataram harus menempuh perjalanan sepanjang 500 kilometer dari istana. Sayangnya meski memiliki jumlah pasukan yang lebih banyak dan persenjataan yang sebenarnya tidak berbeda jauh dengan VOC, namun pasukan Mataram tidak dibekali dengan persiapan logistik yang memadai. Benteng VOC yang diserang tidak pernah berhasil dikuasai oleh pasukan Mataram. Meskipun berbagai strategi telah dilakukan oleh ahli perang Mataram, termasuk membendung Sungai Ciliwung, namun VOC masih tetap mempertahankan bentengnya dengan tangguh.
Karena kegagalan penyerangan ini, jenderal-jenderal perang Mataram harus menerima kenyataan pahit. Banyak dari mereka yang akhirnya harus menerima hukuman mati dari Sultan Agung. VOC yang menyusuri tempat pasukan Mataram singgah, menemukan sekitar 700-an mayat yang banyak di antaranya tanpa kepala. Sungguh keputusan yang mengerikkan dan justru membawa kerugian bagi pasukan Mataram. Pasukan Cirebon yang turut serta dalam penyerangan itu juga mulai berpikir mengenai dampak positif mereka membantu penyerangan Mataram ke Batavia.
Meskipun penyerangan pertama mengalami kegagalan, pada tahun 1629 Sultan Agung masih mencoba kembali serangan kedua untuk menaklukan Batavia. Penyerangan kedua ini justru dapat dilihat hasilnya sebelum perang berlangsung. Mata-mata VOC berhasil menginfokan lokasi-lokasi logistik pasukan Mataram. Dengan cepat VOC membakar tempat-tempat yang seharusnya dijadikan sebagai tempat istirahat dan lumbung makanan pasukan Mataram. Pada akhirnya pasukan Mataram yang sudah kelelahan dan kehilangan semangat dengan mudahnya dikalahkan VOC untuk kedua kalinya di Batavia.
Kekalahan Sultan Agung dalam menghadapi VOC inilah yang membuka pintu turut sertanya VOC dalam berbagai intrik di istana Mataram. Dari berbagai macam intrik tersebut VOC mengambil keuntungan dengan mendapatkan kekuasaan di wilayah-wilayah strategis Mataram. Satu abad kemudian, karena perang saudara, Mataram akhirnya terpecah menjadi Surakarta dan Yogyakarta. Pada tahun-tahun setelahnya, muncul lagi keraton junior pecahan Mataram yaitu Pakualaman dan Mangkunegaran.
Melemahnya kekuasaan Mataram membuat VOC semakin mendominasi Pulau Jawa. Banten yang seharusnya mendapat keuntungan dari perang VOC dan Mataram, kelak juga berhasil dikuasai oleh VOC. meskipun pada tahun 1800 VOC pada akhirnya dinyatakan bangkrut, namun wilayah kekuasaannya diwariskan kepada negara Belanda sebagai penguasa selanjutnya. Sejarah panjang takluknya Jawa ke tangan penguasa asing telah dimulai.
Ещё видео!